Sabtu, 03 April 2010

UNTUK: SEBUAH NAMA

untuk sebuah nama,
yang diingat pada pekan ketiga.
Nama yang tertulis pada warna tangannya yang kontras.
Setelah tertumpah di pipinya madu yang deras.
Kau resap rasa manis pada nama.
Nama yang terekam puluhan aksara.
Memutar sebagai pusara air yang merata.
Pada nama itu, ia kisahkan hidupnya yang nanar.
Ia katakan bahwa hidup adalah kamuflase
Bagi insan yang mengingkari oase
Lalu ia bertanya lagi, adakah gula yang tak manis...
Nama itu menjawab, segala yang terurai tidaklah menghasilkan rasa, hanya separuh senyawa yang tawar adanya.
Hingga pada pekan keempat, kau seperti sengaja melupa atau benar pelupa!
Kau tak ingat lagi pada nama...
Kau seolah melemas,
Kau lepas tekukmu dengan cemas, mengadu pada angin dan aroma.
Bukan lagi pada nama...


03 april 2010